Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

10 September 2006

Descrates Vs Enstein

sejarah perkembangan ilmu alam adalah pergulatan panjang para filsuf. Dengan nalar, mereka menjelaskan hakikat materi. Berbagai teori di zaman kuno itu, bertebaran disana-sini. Mulai teori Aristoteles, yang menyatakan bahwa materi adalah zat yang bisa dibagi-bagi secara terus menerus. Sampai "musuhnya"--Demokritus-- mengeluarkan teori yang menyatakan materi adalah sebuah atomos. Sesuatu yang bukan tanpa batas. Ada limit di ujungnya. Ada batas maksimal ketika materi tidak bisa diuraikan lagi.

Politik mayoritas mencoba membungkamnya. Namun kebuntuan sejarah itu didobrak Dalton. Ahli Kimia Inggris yang buta warna ini, membuktikan kebenaran Demokritus. Sejarah menyaksikan teori Demokritus itu di daulat Dalton. Lalu memicu gelombang munculnya ilmu pengetahuan baru, fisika dan kimia. Sebuah pembagian ilmu yang nyata dan rasional.

Bukan saja dalam perdebatan ilmu-ilmu alam. Teori itu juga mengguncang ranah sosial. Tentu saja kemudian ikut diperkuat dengan munculnya Descrates, Newton dan Pascal. Dunia memasuki alaf baru, modernisme. Diktumnya, hanya yang rasional dan dapat diindrai yang yang benar. Keuntungannya adalah dimulainya era empirisme.

Berbeda dengan jaman sebelumnya, dimana kebenaran hanya berada dalam ranah ide. Belum bukti eksperimen.

Newton dan Descrates, keduanya bisa di daulat sebagai pelopor modernisme yang terkemuka dijamannya. Teori mereka berdua mempengaruhi mainstream pemikiran Eropa awal. Bahkan sampai awal abad ke 20.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, kedua ilmu alam ini memasuki alam metafisika. Makin susah dimengerti. Penyusun materi dasar yakni elektron, proton, meson dan sampai inti atom, makin tidak terdefenisikan lagi. Ia memiliki dualisme dalam sifat,yakni sebagai materi dan gelombang. Teori dualisme cahaya ini sangat matematis dan susah dijelaskan secara eksperimen.

Teori relativitas Einstein, agaknya pelopor utama munculnya fisika atau kimia kuantum (ranah terbesar metafisika). Perkembangan ilmu alam terbaru ini, juga mengguncang dunia. Bukan saja ilmu alam, atau sosial, tetapi juga relijius. Teori penciptaan alam semesta mendapatkan sokongan kuat dari Fisika Kuantum. Pengamatan terbaru menyatakan, alam semesta ini mengembang. Ini dilihat dari sejumlah variabel, seperti terdeteksinya keberadaan gelombang cahaya purba.

Logikanya, kalau alam mengembang otomatis ada titik awal sebelumnya. Ada perpaduan, ada penyatuan bumi dan langit. Ada proses kreasi, ada Kun Fa Yakun. Jadi maka terjadilah.(*)

Read More......