Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

15 July 2007

Beringin Tua Tabaka

Tanpa hujan tanpa angin, tiba-tiba saja beringin besar didepan Ajen Pantai Padang, Minggu (15/7) sekitar pukul 12.00 wib, terbakar. Api menjilati beringin tua tersebut sehingga yang tersisa hanya puing-puingnya. Bahkan, beringin yang awalnya berdiri kokoh itu, ambruk ke tanah.

Kejadian langka itu terjadi tepat pada pukul 12.00 Wib. Ratusan warga yang memadati Pantai Padang terkejut melihat peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya itu. Tak pelak lagi pohon beringin yang selama ini dikenal angker itu, langsung menarik perhatian warga. Bahkan ratusan sempat menghentika aktifitasnya. Mereka berkumpul menyaksikan detik demi detik proses kebakaran itu dan baru menjauh ketika api sudah mulai membesar. Bisik-bisik adanya kekuatan gaib, seketika merebak diantara pengunjung Pantai Padang.

Pengamatan dilokasi kejadian, api pertama kali terlihat menjilati bagaian bawah batang beringin yang sudah lapuk. Tanpa terkendali, api langsung membesar dan menjalar sampai pada bagian atas pokok beringin itu. Bahkan bagian atas pohon yang masih hidup, juga tidak luput dari amukan si jago merah.

Selama 40 menit, api dengan leluasa menghanguskan semua bagian pohon. Api baru bisa dijinakan 30 menit kemudian setelah 3 unit mobil pemadam kebakaran dari Dinas Kesejahteraan Sosial, Penanggulangan Banjir dan Bencana (DKS-PBB), diturunkan.

Beberapa warga dan pedagang Pantai padang mengaku tidak melihat asal api. Mereka baru mengetahui ketika aapi nsudah mulai membesar. "Ambo taunya pas api lah gadang se. Urang-urang lah balarian mancaliek, ambo ikuik lo lari,"kata Masril (43) warga Lubuk Begalung yang sedang liburan di panati Padang.

Hal yang sama juga dikatakan salah seorang pedagang Pantai Padang, Ir (40). Wanita paruh baya ini juga menyebutkan dirinya baru mengetahui saat api membesar. Padahal lokasi beringin tua itu, tepat berada didepan warungnya. "Iyo indak nampak dek ambo do, lah gadang se,"kata Ir

Namun dari keterangan beberapa warga yang berada disekitaran tempat kejadian, mengungkapkan api diduga berasal dari puntung rokok yang dibuang warga. Kota Padang yang dalam beberapa hari terakhir ini tidak diguyur hujan, memberi andil cepatnya api menjalar. Api bahkan sempat menjilati tiga pohon beringin yang berada disekitarnya.

Hantu
Fenomena aneh menyertai terbakarnya pohon beringin berusia ratusan tahun didepan Ajen Pantai Padang Jalan Samudera, Minggu (15/7). Sedikitnya 5 kali asap putih berputar laiknya angin puting beliung keluar dari pohon tua tersebut. Angin berputar beberapa meter sebelum akhirnya menghilang.

Dari pengamatan koran ini di lokasi kejadian, asap putih yang membentuk pusaran angin itu mulai keluar 5 menit setelah api mulai membakar. Pusaran angin bergerak beberapa meter kearah tiga pohon beringin lainnya yang berada disekitar, dan akhirnya menghilang ke udara. Fenomena itu bukan hanya terjadi satu kali. Selang beberapa menit kemudian, kembali pusaran angin yang sama terjadi, bahkan bergerak hingga kearah dalam perkarangan kantor TNI yang berada tepat di depan Beringin ratusan tahun itu. Teramati sedikitnya 5 kali fenomena yang sama terjadi. dan baru terhenti ketika tim pemadam kebakaran mulai menyemprotkan air.

Beberapa warga yang menyaksikannya, langsung teringat akan keangkeran pohon yang ditanam sejak zaman Belanda itu. Apalagi sejak lama, tidak ada warga yang berani menebang pohon tersebut. "Sajak ambo iduik, baru sakali ko tajadi. Batang beringin ko angker sahingga indak adaoh yang barani manabang,"kata salah seorang warga Elal (43).

Disebutkan warga Asrama TNI jalan Samudera ini, sepengetahuannya sejak puluhan tahun silam, beringin itu telah berdiri kokoh. Keangkeran dan cerita mistik dibaliknya, telah menjadi rahasia umum dikalangan pedagang yang serting berjulan di sekitaran Pantai Padang. Setiap malam kala melewati pohon beringin tua itu, ibu rumah tangga selalu membunyikan klakson motornya untuk minta izin lewat.

"Dulu pernah tim Silet datang kasiko, urang ko mangatoan kalau di batang tu banyak yang tingga. Ada ula sakti, anak gadih barambuik panjang dan panunggu lainnya," kata Elal.

Hal senada juga disampaikan Ir (40). Pedagang makanan dipanati Padang ini menyebutkan, kendati tidak pernah melihat langsung fenomena aneh di pohon beringin besar itu, tapi dari cerita mulut kemulut, keangkeran pohon beringin yang ditanam sejak jaman Belanda itu, sudah diketahui. (**)

Read More......

02 July 2007

Kebetulan atau KekuasaanMu?

Kelurahan Alang Laweng yang biasanya mulai sepi pada pukul 10.30 Wib, mendadak ramai, Senin (2/7). Ratusan warga menyemuti lapangan parkir Depot air mineral Fresco di Kelurahan Alang laweh I No 20A RT 1/2. Apa pasal?. Mereka ternyata mengerumuni sebentuk tulisan kaligrafi Allah di lantai semen halaman depot milik Wirza (65) warga Jati V Padang itu.

Tulisan Allah yang memaksa ratusan warga memadati lokasi itu, pertama kali ditemukan Doni Buarta (17), anak pegawai depot air minum tersebut. Siswa SMKN 1 Sawahlunto itu menyebutkan, dirinya menemukan tulisan Allah itu sekitar pukul 18.30 wib, seusai sholat Magrib. Saat itu, seusai menyelenggarakan sholat di dalam depot, Doni bermaksud keluar.

"Setelah sholat, saya ngambil sandal di halaman. Masya Allah, ada tulisan Allah dilantai. Melihat hal itu, langsung saya beritahu bapak. Awalnya bapak saya tidak percaya, namun setelah diperhatikan secara cermat, ternyata memang benasr itu tulisan Allah," ujar Doni.

Siswa kerja praktek di PT Pusri Cabang Padang ini menyebutkan, pada malam sebelum kejadian, di lokasi tulisan Allah itu tertera, sekelompok pemuda setempat membakar tempurung kelapa untuk menghangatkan badan. Dan biasanya pada pagi harinya, mereka selalu menyiram lantai kembali lanti itu sampai bersih.

"Jadi tidak mungkin itu goresan arang orang iseng. Soalnya, tulisan itu tidak mau hilang, kendati sudah disiram dan dihapus," tambahnya.

Kejadian unik tersebut bukan saja menarik perhatian warga Alang Laweh. Kabar penemuan tulisan Allah itu menyebar cepat lewat mulut kemulut. Beberapa warga terandam dan sekitarnya juga ditemui dilokasi tersebut. Mereka berbaur dengan warga lainnya, menyaksikan kejadian yang mungkin sekali seumur hidup mereka.

"Sajak hiduang ditambuah angok baru kali kini ambo maliek nan bantuak ko. Lah 45 tahun pulo ambo tingga di Alan Laweh. Iyo kekuasaan Alah bana mah," ujar salah seorang warga, Rasat (65). (**)

Read More......