Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

31 March 2007

"Singsingkan Baju Jika Hujan Turun"

Pendidikan sangat tergantung pada sarana dan prasarananya. Namun bukan rahasia umum, jika banyak bangunan fisik sekolah terutama sekolah dasar (SD), yang kondisinya memiriskan. Salah satunya adalah SDN 32 Kuranji di Guo, Kelurahan Kuranji. Setiap kali hujan turun, SD yang berada di kaki bukit itu selalu digenangi air.

“Kami buka sepatu, singsingkan celana untuk gotong royong bersama,” kalimat itu terloncat dari mulut mungil Romi (10), ketika saya ini berkunjung ke sekolahnya Jumat (30/3).Siswa kelas IV SDN 32 Kuranji ini sambil malu-malu menceritakan, sekolahnya itu sudah menjadi langganan banjir begitu hujan turun. Namun, katanya, itulah saat-saat yang paling disukai anak keluarga petani ini. Karena dia bersama kawan-kawannya bisa bermain-main. Tidak belajar. Ketika hujan cukup deras mengguyur daerah itu, guru mereka terpaksa mengambil kebijakan mengizinkan siswa untuk pulang lebih awal.

Eda Rosehan, guru kelas II mengungkapkan, kebijakan itu terpaksa diambil untuk mengantisipasi “terkurung”-nya para siswa di sekolah. Pasalnya, para muridnya kebanyakan tinggal di atas bukit yang tepat berada di belakang sekolah itu. Untuk menuju sekolah ini, Eda Rosehan dan kawan-kawan harus menempuh jarak 1-2 km dari jalan raya. Kendati telah diaspal kasar, namun di sisi kanan dan kiri jalan, dihiasi lubang. Satu-satunya alat transportasi sewa yang masuk ke lokasi sekolah itu, hanyalah ojek dan becak motor. Terkadang, akibat banyaknya lubang yang “menghiasi” badan jalan itu, para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut, harus berjalan kaki.

“Capek, kalau harus naik becak motor tiap hari. Jalannya yang penuh lubang, membuat badan pegal-pegal. Untuk mengakalinya kami terpaksa harus jalan kaki,” ungkap Eda. Sekolah dengan siswa sebanyak 294 orang tersebut, hanya memiliki 6 ruangan kelas. Padahal siswa yang menempuh pendidikan di sana sebanyak 11 rombongan. Sehingga untuk mengatasi itu, kepala sekolah dan majelis gurunya mengambil kebijakan sistem 2 shift. Sebagian siswa masuk pagi dan sisanya sore.

Kepala SDN 32 Kuranji, Yuliarti tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, ketika ditanyakan perasaannya mendapatkan dana rehab sebesar Rp 250 juta yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Dikatakannya, dana itu akan diperuntukkan bagi rehab atap sekolah, perbaikan WC dan peremajaan 3 ruangan kelas. Untuk rumah dinas guru yang rusak parah, Yuliarti akan merehabnya dan mengubahnya menjadi ruangan perpustakaan. Karena selama ini, pembelajaran anak didiknya hanya dibantu pustaka mini, yang terdapat di samping ruangan guru.

“Kalau hujan turun ruang pustaka kamipun bocor. Air telah melapukkan buku-buku dan raknya. Wajar Bukan karena sejak SD ini dibangun tahun 1977, belum pernah satu kalipun direhab,” jelas Yuliarti.

Namun walau dalam kondisi kekurangan, dari beberapa sekolah dasar yang telah dikunjungi koran ini, sekolah tersebut termasuk salah satu sekolah terbersih. “Kami memang selalu menanamkan kepada para murid untuk hidup bersih. Bisa bapak lihat sendiri, bisa dikatakan tidak ada sampah yang berserakan,” ungkap guru kelas V, Yeni. (*)

Read More......

11 March 2007

Ada Gairah Pada Kedewasaan

Dulu sewaktu aq kanak-kanak, besar keinginan untuk segera menjadi dewasa. Orang dewasa memiliki kebebasan dalam menentukan sikap, bebas keluar rumah tanpa dimarahi, bebas berbuat apa saja, seperti manjat pohon, mandi di sungai dan lainnya.

Namun ternyata setelah puluhan tahun berselang, tiba-tiba saja ingatan masa kecil berkelebat mengisi rongga otakku. Hari ini kita sudah dewasa, sudah diizinkan manjat pohon, mandi di sungai, keluar malam dan tidak pernah lagi dikontrol.

Namun ternyata menjadi dewasa itu sangat menyakitkan. Setiap pilihan dan keputusan yang kita ambil memiliki konsekuensi yang harus kita tanggung sendiri. Ternyata dewasa itu tidaklah nikmat. Dewasa butuh tanggung jawab besar. Menjadi dewasa berarti menjadi pemimpin bagi orang-orang di sekitar kita. Dan menjadi pemimpin, harus ada pertanggungjawabannya.

Dewasa berati harus siap dengan banyak persoalan datang mendera. Banyak masalah yang harus dihandle segera. Banyak persoalan yang menuntut tanggung jawab kita. Awalnya menyakitkan, dulu kita hanya tinggal tadahkan tangan. Tapi sekarang semuanya telah berubah.

Kita semua sadar, menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan. Seperti iklan sebuah produk rokok, "TUA PASTI TAPI DEWASA PILIHAN". Dan kita berada dalam pilihan ini skarang. Dewasa memang menyakitkan, tapi ada kegairahan didalamnya.(*)

Read More......

09 March 2007

Coretan 2

Dalam beberapa hari ini kita publik negeri ini terkejut, kok bisa ya? adegan panas salah seorang "pemimpin" kita menjadi konsumsi publik. Pertanyaanya kok bisa? karena fenomena ini bukan fenomena baru dalam jejeran arus informasi di negara ini.

Mungkin karena tidak mau kalah dengan generasi mudanya, yang udah duluan. Kita ribut, apakah karena prihatin dengan kerusakan moral yang menelanjangi kita, kaum bermoral (mudah-mudahan saja), atau kita sengaja marah untuk menutupi kebobrokan moral kita sendiri? entahlah, hanya kalbu yang bicara benar. Seperti AA Gym yang secara gentle melakukan poligami.(*)

Read More......