Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

29 August 2007

Lewat Job Fair, Gaet Masa Depan

"awak caliak-caliak se dulu da. Kalau cocok, baru wak masukan lamaran. Tapi dari tadi, lun adoh yang cocok lai. Ndak adoh yang sasuai dengan jurusan awak do,".Kalimat itu terlontar dari mulut Rika (22), salah seorang pengunjung Job Far V di halaman kantor Gubernur Sumbar, Rabu (29/8).

Rika adalah satu dari ribuan pencari kerja (pencaker) yang sejak pagi telah memadati sayap kanan lapangan kantor gubernur Sumbar. Alumnus jurusan kimia Universitas Andalas tahun 2007 ini tidak sendiri. Dia bersama pencaker lainnya memperebutkan 3000-an lowongan kerja yang disediakan 30 perusahaan peserta Job Fair.

Sedikit kekecewaan tergurat jelas diwajahnya. Dia bersungut-sungut, karena perusahaan yang diincarnya tidak ikut dalam Job Fair tersebut. Sebagai alumnus Kimia, Rika mengimpikan bekerja di PT Semen Padang (PTSP). Soalnya, pabrik semen tertua di Indonesia ini, selain perusahaan terbesar di Sumbar juga menyediakan bidang kerja yang sesuai dengan background pendidikannya.

"Lah wak caliak lowongan-lowongan disiko, tapi ndak adoh yang untuk anak kimia. Kalau ndak adoh juo, ndak jadi wak masukan lamaran. Wak tunggu se tes PNS Oktober," kata Rika yang mengampit map plastik berisi amplop berwarna kuning. Sepertinya dalam amplop itu terhimpun semua berkas yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan seperti ijazah, pas photo, kartu pencaker dan bahan lainnya.

Harapan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikan di arena Job fair ini, juga diimpikan Adi (24). Lulusan pertanian Unand ini, celingak-celinguk memperhatikan semua persyaratan yang diminta perusahaan. Namun lagi-lagi, pria asal Bukitinggi ini agak kecewa. Dia tidak menemukan lowongan pekerjaan yang diingininya.

"Lebih banyak lowongan jadi TKI ke luar negeri. Kenapa perusahan perkebunan sawit yang ada di Sumbar tidak ikut serta dalam ajang ini," kata pria yang menamatkan SMA di salah satu sekolah negeri di Jakarta ini.

Kendati tidak ada lowongan yang sesuai dengan jurusannya, Adi mengatakan dirinya akan tetap mengajukan lamaran sebagai tenaga administrasi. Ini semata-mata dilakukannya, asalkan ada pekerjaan. Sejak menamatkan studi dari Unand satu tahun lalu, dia sudah jenuh menjadu pengangguran.

Berbeda dengan keduanya yang tetap mengingikan pekerjaan sesuai jurusan awal, Esi Rahmayanti (23) yang juga lulusan pertanian Unand, justru pasrah dengan susahnya lapangan kerja saat ini. Kepada koran ini, wanita berjilbab ini siap bekerja dimana saja. Dia sadar, dengan memilih-milih pekerjaan, dia harus siap menjadi pengangguran dalam waktu lama.

"Yang diatas sudah mengatur hidup kita, bagaiman nasib saya nantinya. Saya hanya tinggal jalani saja," tukas Esa.

Namun dari sekian ribu pengunjung Job fair, tidak semuanya yang langsung membawa berkas lamaran. Irham misalnya, lulusan sejarah Unand ini datang tanpa membawa apa-apa. Kedatangnnya ke arena Job fair hanya sekedar melihat-lihat saja. Jika ada lowongan yang cocok, baru hari selanjutnya dia membawa berkas lamaran.

Jumlah pengangguran di Sumbar terus saja meningkat. Menurut Gubernur Sumbar, Ganawan Fauzi, setiap tahun sedikitnya 16 ribu sarjana baru dihasilkan perguruan tinggi. Mereka harus bersaing dengan 264 ribu pengangguran lainnya, memperebutkan lowongan pekerjaan yang tidak seberapa.

Menurut data dari Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Sumbar, dari 1,981 juta orang angkatan kerja di Sumbar, sampai Juni 2007 pencaker yang tercatat mencari pekerjaan sebanyak 118,879 ribu. Ratusan ribu pencaker tersebut didominasi lulusan SMA (60,2) dan lulusan S1 (21 %).

Kenyataan itu tergambar jelas dengan membludaknya pengunjung Job Fair V dihari pertama ini. Mereka rela antri sambil berpanas ria, menenteng map dan saling berdesakan, demi pekerjaan yang sering kali tidak sesuai dengan keinginan mereka.(**)

No comments: