Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

23 January 2007

Pada Pernah Ada Masa Lalu

Dahulu taman ini pernah menjadi tempat kami bersama. Dulu kita pernah saling mengenal. Dalam PERNAH memang tersimpan masa lalu. Terdapat kenangan dan mengantung kisah. Manusia adalah makluk yang menggampangkan. Dengan simbol-simbol, dia bicarakan perasaannya.

Sebuah skill. Ya bisa dikatakan seprti itu. Yang paling besar dan paling dasyat dalam diri manusia adalah kemampuan berbahasa. Bahasa adalah sebuah simbol yang "menggampangkan". Rasa sakit yang menyayat hanya bisa diutarakan dengan kata ADUH.

Apakah pernyataan Aduh tersebut memang mewakili rasa sakit yang sebenarnya. Demikian juga dengan rasa sayang, cukupkah dikatakan dengan tiga kata "Aku Sayang Kamu". Tidak pastinya. Karena setiap rasa, merupakan chemistry yang komplek. Maka ketika seseorang menikmati sebuah karya estitika, lukisan, foto, gadis cantik misalnya. kata wow.. sering terucapkan. Namun apakah wow.. bisa menggambarkan secara komprehensif tentang perasaan objek yang sebenarnya. Tidak, karena kata hanya simbol. Kita adalah makluk penanda simbol.

Demikian juga dengan kata pernah. Pernah menyiratkan masa lalu, yang hari ini pastinya sudah berakhir. Pernah adalah sebuah kenangan. Mungkin menyenangkan dan mungkin juga pahit. Tapi yang pasti, PERNAH adalah rasa yang tertahankan, kisah yang terputus ditengah jalan. Pertanyaannya apakah Pernah bisa untuk terulang lagi. Tidak. Karena dalam kata ini, terjaring waktu yang singkat dan sebuah kenangan.

Hanya saja jika jaring waktu tersebut terputus, oleh sesuatu atau apa. Pernah melompat menjadi kembali lagi. Namun sebagian ujungnya tetap terikat jejaring masa lalu.

Kita harus pahami tidak ada kisah yang selesai. Semuanya terulang kembali, meski dalam bentuk dan ditempat yang agak berbeda. Jalan seperti sarung, semakin jauh kita melangkah, semakin dekat kita bertemu lagi. Jangan pernah katakan PERNAH, karena sejarah pasti berulang. Namun dengan lakon dan cerita yang berbeda.(*)

No comments: