Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

11 January 2007

Waktu, Garis Yang Melengkung

Tidak ada garis datar, yang ada hanya sebuah lengkungan. Penghubung dua titik yang selama ini kita anggap sebuah garis datar, ternyata kemudian terbukti bukan demikian halnya. Penghubung dua titik tersebut adalah garis lengkung laiknya bumi yang berbentuk elips seperti telur. Bukan hanya garis yang melengkung, menurut ahli fisika modern, ternyata waktu juga melengkung.

Tetapi apakah itu waktu? Tahun 2006 baru saja kita lewati dan kita pun tidak tahu apa perbedaannya sekarang dengan tahun lalu. Kita tidak akan sadar telah terjadi pergantian tahun, kalau saja tidak ada yang membunyikan terompet dimalam pergantian tahun itu.

Konon menurut teori big bang, jauh sebelum alam semesta ini ada. Belum ada sebuah materi pun yang mengisi jagat raya, Saat itu meteri dan waktu belumlah lahir. Yang ada adalah sebuah titik asal yang disebut singularitas. Atau mungkin saat ini yang ada hanya tuhan, yang kemudain bersabda dengan 7 perintah. Singularitas tiba-tiba saja meledak, memancarkan materi ke alam raya yang tiada. Dan waktupun terbentuk...alampun menghambur dan kemudian mengembang. Materi ada dari ketiadaan. Saat itulah waktu bergerak dari nol menuju sebuah titik

Bermula dari ledakan singularitas, waktu ada. Namun apakah waktu, adalah materi yang bisa kita raba. Sesuatu yang bisa kita rasakan seperti kita meraba lembutnya rambut kekasih yang basah, sehabis mandi siang? Tidak waktu tak berasa, terlalu sangat abstrak untuk digambarkan. Gerakannyapun tak terdeteksi, kecuali dalam detak-detakan jarum jam yang mengisi ruang kosong-ruang kehidupan kita.

Waktu, sebuah garis yang melengkung. Seperti halnya garis lengkung, suatu saat kedua ujungnya akan saling bertemuan. Itulah mungkin yang dikatakan lahir dan kemudian tiada. Waktu baru kita pahami, ketika mungkin kita dimarahi guru saat telat datang ke sekolah. Waktu tak akan pernah bisa kita pahami, terlalu absurd, penuh teka-teki namun menyimpan rahasia kehidupan kita semua.

Tidak ada masa depan, karena waktu ternyata bergerak mundur. Yang ada adalah jalan menuju ketiadaan. Hari ini tahun 2007. Lebih dari dua melinium kita lewatkan tahun masehi ini. Bayangkan jutaan tahun yang sudah terlewat dalam masa pra masehi.

Waktu sudah berada di ujung, di bibir jurang tempat ia akan membawa kita semua jatuh. Dan kitapun belum tahu apa yang ada didasarnya. Ular dengan kepala 7 atau bidadari dengan pandangan seindah mata merpati.

Tiap tahun yang terlewati, makin mendekatkan kita menuju ke the big cruch (sebuah remukan besar alam semesta). Bumi akan kembali ketitik singualritas. Waktu dan materi akan menghilang. Saat itu, ujung garis lengkung sudah saling bertemu.

Dalam big bang, bumi mengembang dan kemudian remuk -ini menurut teori yang ada-.
Masa depan memang belumlah jelas. Semuanya masih kabur. Namun ada kegairahan saat kita tidak mengetahui masa depan. Mungkin seperti malam pertama yang membuat jantung berdebar lebih kencang, menciptkan sebuah sensasi. Semakin kita tidak mengetahui masa depan, semakin besar kegairahan yang ditimbulkannya. Bukah kita kita lebih tertarik pada apa yang belum kita ketahui pasti. Seperti waktu yang hari ini mengantarkan kita ketahun 2007. Sudah 24 tahun umurku sekarang dan entah sampai kapan akan bertahan... berkompromi dengan waktu yang terus bergegas. (*)

No comments: