Selamat Datang

Anda memasuki kawasan bebas berfikir dan berpendapat

07 April 2007

Impian itu Juga Punya Kami...

Impian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), milik semua siswa. Tidak terkecuali 4 calon mahasiswa baru tunanetra yang ikut ujian Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) 2007, Rabu (4/7), di Universitas Negeri Padang (UNP) ini. Kendati kurang sempurna, mereka bertekad menjadi manusia yang berguna.


"Ruang ujian SPMB kelompok IPS tahun 2007 khusus Tunanetra". Kertas putih bertuliskan kalimat itu, tertempel di pintu masuk ruangan ujian SPMB empat calon mahasiswa baru tunanetra di lantai 2 rektorat UNP Air Tawar Padang. Saat itu pukul 7.30 pagi, dua pasang calon mahasiswa asal payakumbuh ini, (Maia Ulfa, Sasta Budiman, Dilla rahmayeni, Mulyadi-red), tampak asyik menyebutkan data diri masing-masing. Mereka disertai seorang pendamping untuk masing-masing calon mahasiswa.

"Pendamping juga berfungsi sebagai pengawas. Selain membulatkan lembar jawaban, tugas kami juga membacakan soal kepada mereka. Dan selanjutnya mereka menjawab dengan kode jari," tutur dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Kependidikan (FIK) UNP, Mindawati ini. Disebutkannya setiap tahun selalu ada calon mahasiswa baru tunanetra, yang ikut ujian di UNP.

Salah seorang calon mahasiswa baru, Mulyadi mengungkapkan, keinginannya untuk ikut SPMB semata-mata untuk menjadi manusia yang berguna. Siswa dari SMA N 2 Payakumbuh ini tidak ingin menyusahkan orang lain dengan keadaan fisiknya. Siswa yang kedua bola matanya ada bercak putih ini menyebutkan, saat naik kelas 3, gurunya menuliskan dia masuk lokal IPA. Padahal fisiknya tidak memungkinkan untuk itu. Kesalahan itu bisa terjadi, karena siswa ini termasuk cerdas dilokal terutama untuk mata pelajaran matematika.

"Saya ingin sekali menjadi orang berhasil. Tidak memberatkan orang lain. Saya ingin menjadi dosen seperti bapak dan ibuk. Minimal sekali guru," ujar calon mahasiswa Pendidikan Luas Biasa ini (PLB).

Menempuh SPMB tahun 2007 ini, bukan beban berarti baginya. Dia yakin akan pertolongan yang Tuhan Yang Maha Esa dan insan lainnya. Termasuk untuk ujian kali ini dirinya ditemani pengawas dosen PLB. "Daripada pake huruf Braille, saya lebih suka dibacakan. Kalau pakai Braille menghabiskan banyuak waktu," imbuh Mulyadi.

Keinginan untuk menjadi manusia berhasil juga diukemukankan calon mahaiswa tunanetra lainnya, Sastra Budiman (22). Siswa dari Payakumbuh ini berharap, menjadi guru jika sekiranya lolos SPMB. Kendati kekurangan, Sastra tidak pernah merasa minder. Apalagi selama sekolah di SMK 1 Payakumbuh, dirinya selalu dibantu teman-temannya. Dan dia pun yakin, jika lolos kuliah nantinya, pasti akan banyak yang akan menolongnya dalam beraktifitas.

Ketidaksempurnannya fisik mereka secara otomatis memang memanggu proses belajar. Mereka agak lambat mengikuti pelajaran daripada siswa normal. Seperti yang diungkapkan Dilla Rahmayeni (22), calon mahasiswa baru tunanetra dari MAN 2 Payakumbuh ini. "Agak susah ngikuti pelajaran. Tapi berkat bimbingan guru, orang tua dan bantuan teman-teman saya akhirnya lulus juga," ungkap Dilla yang juga mengambil Jurusan PLB.

Lantas bagaimana prestasi mereka selama menempuh perkuliahan?. Seperti diungkapkan Mindawati, umumnya IPK mahasiswanya ini selau diatas 3,0. Kecerdasan mereka tidak kalah dengan siswa lainnya. Bahkan ada beberapa diantaranya lebih cerdas daripada mahasiswa normal. Tidak jarang sebelumnya mereka juga juara kelas di lokalnya masing-masing.(**)

No comments: